Wednesday, February 18, 2009

cerita nyata gadis penjual kenikmatan

namaku Viandra Prilla Saskia….Aku biasa dipanggil Vivian…Umurku 23 tahun…Aku terlahir di keluarga kurang mampu yang tidak dapat membiayai sekolahku…Tapi dengan modal tampang cantik dan tubuh seksi aku bisa mencukupi kehidupanku…tinggiku sekitar 168 cm, kulit putih, rambut panjang sepinggang dan ukuran payudara 36c…kalau ditanya kenapa aku mau jadi pelacur dan simpanan om om…itu karena aku memang gak punya gelar akademis apapun…terserah lah orang mau ngomong kerjaanku nggak halal..emangnya yang ngomong kayak gitu mau ngehidupin aku…?
ini cerita yang terjadi pada akhir 2008 lalu….untuk pertama kalinya aku diajak seorang “mami” untuk menjadi sashimi girl….aku pun mengiyakan mendengar bayarannya yang menggiurkan…1 juta per jam..sebenarnya aku agak kaget mendengar prosedurnya…aku akan diletakkan telanjang di atas nampan dan makanan sepeti potongan daging dan buah buahan akan diletakkan di atas tubuhku…yang menikmati boleh lebih dari satu orang…ya ampun…aku memikirkan akan dikeroyok oleh banyak pria sekaligus…keesokan harinya…mami ‘F’ menjemputku dari kosan….ia membawaku ke sebuah restoran jepang yang menyediakan menu sashimi girl…aku pun dibawa ke sebuah ruangan kecil…disitu ada beberapa orang perempuan berbaju seksi…sepertinya mereka pegawai di restoran ini…mereka menyuruhku melepas baju..dan berbaring di nampan besar yang cukup untuk ukuran tubuh manusia….aku pun melepas bra dan celana dalamku… payudaraku yang besar dan montok pun langsung bergelayut dengan menantang…aku berbaring di nampan itu dan perempuan perempuan itu mulai menata buah buahan di tubuhku…bagian vaginaku pun ditutupi dengan buah buahan dan daging segar…lalu salah satu dari mereka menyuruhku mengangkangkan kaki… dia kemudian memasukkan sepotong melon ke dalam vaginaku…“kalo makanannya udah mulai abis kamu tawarin yang di dalam itu sama pelanggan…”aku kaget tapi diam aja..mereka menata makanan sampai batas bawah payudaraku..tiba tiba mereka memanggil seorang laki laki…tiba tiba laki laki itu meremas payudaraku..“apa apan nih” kataku“itu prosedur penataan biar payudara kamu kelihatan bagus waktu dihidangin nanti”kata salah satu pegawai itu..aku pu mengerti…cowok itu disuruh merangsang payudaraku biar tegangcowok itu mulai meremas… memuntir puting payudaraku dan sesekali menjilat dan menggigit halus puting payudaraku..payudaraku mulai mengeras dan putingku menegang karena isapan cowok itu..setelah pegawai restoran melihat putingku sudah berdiri…mereka menutup sekitar putingku dengan buah buahan dan membiarkan bagian putingku tetap terlihat..setelah itu aku dibawa ke ruangan makan dengan trolley bed seperti yang di rumah sakit…sampai di ruang makan yang bergaya ala jepang…aku melihat sekumpulan eksekutif muda yang masih berjas…mereka tertawa ketika melihat aku…akupun diletakkan di tengah tengah mereka…seseorang dari mereka mulai mengambil daging dari tubuhku dengan menggunakan sumpit…seorang pria yang terlihat masih muda memakan buah yang diletakkan di puting kananku dengan mulutnya sambil menjilat putingku…dan salah satu lagi melakukan hal yang sama pada puting kiriku..lama lama makanan di atas payudaraku habis dan terlihatlah dengan jelas payudara montokku..dan ada salah satu dari mereka yang usil dan menjepit putingku dengan sumpit..lalu ia tertawa tawa…tapi aku semakin terangsang…si eksekutif muda pun mendapat ide gila dan ingin memasukkan sumpit itu ke dalam vaginaku..lalu ia membuka selangkanganku dan hendak memasukkan sumpit itu…namun ia melihat sepotong melon itu…lalu ia langsung memakan melon itu sambil menjilat vaginaku..kulihat dia membuka celana lalu aku langsung berkata“maaf pak sashimi girl tidak boleh ml disini..kalau mau pesan untuk di luar…”dan pria itu pun langsung menahan nafsunya….setelah sesi makan mereka selesai..pria muda itu menghampiriku dan memesanku untuk 2 hari lagi….lumayan mangsa baru..pikirku
keesokan harinya di saat aku lagi termenung…tiba tiba sarah mengsms ku….kira kira begini isinya“vi ntar malem ada pesta seks di club X mau dateng gak…?lumayan nambah nambah pelanggan…”aku pun langsung mengiyakan…malam harinya aku langsung berdandan yang super sexy ..aku mengenakan atasan kemben yang agak transparan tanpa bra dan rok super mini yang menggoda…tentu saja untuk menarik pelanggan…..aku dijemput sarah dari kosan…dia naik mobil ‘om’ barunya yang kaya raya itu..“Vi ntar sampe di club X lo harus buka salah satu baju lo…mau bawahan mau atasan terserah…”aku pun kaget“eh masa iya gua harus pamer toket ke orang orang di club X..?”“ya iyalah tadi kan gue udah bilang pesta sex vi…dimana mana kan sex party setengah telanjang malah ada yang telanjang bulet…gimana sih lo ..?
aku kaget mendengar pernyataan sarah…selama ini aku belum pernah ke sex party begituan…aku hanya melayani pelanggan di kamar kamar hotel..tapi gak papa jugalah aku mencoba sekali kali…buat nambah pelanggan juga…“sar ngomong ngomong ntar lo mau lepasin yang bagian mana?” tanyaku“gue mau lepas bagian atas aja” kata sarah“ok deh gue samain aja” jwabku…sesampainya di club itu..sarah langsung membuka baju atasannya dan terlihat jelas kedua payudara montoknya menggantung….dan om itu juga membuka celananya…ya ampun…penisnya enggak banget deh..sesampainya di ruangan party…aku melihat begitu banyak orang setengah telanjang tengah asik berdisko dan banyak yang ngeseks di sembarang tempat…
tiba tiba aku sadar si sarah udah entah kemana..aku pun bengong bengong di tengah kerumunan..tiba tiba seoranng cowok menoelku dari belakang…aku pun sadar siapa dia dan segera menutupi kedua payudaraku dengan tangan…“ferdi…! kok lo bisa ada disini..?”“iya gue kerja disini”ferdi ternyata kerja di klub itu,.. terlihat dari seragam pegawainya…ferdi adalah temanku semasa sd dan sampai sekarang kami tetap berteman“lo cari mangsa lagi disini..?” kata ferdi“ya seperti yang lo liat..”jawabku“vi gue lagi “pengen” nih..boleh gak sama elu..?” kata ferdi“eh emang lo punya duit..?” jawabku“punya sih walau gak sebanyak om om tajir….gue paket hemat nggak papa deh..”kata ferdi..aku memang pelacur yang cukup unik…kadang kadang aku memberi paket hemat untuk seks kilat… raba raba bagian atas 200rb… oral 400rbkobel kobel vagina 400rb…kalo sampe ML 1juta per jam“oke deh lo punya berapa..?”“gue cuma bawa 200 nih..”“yah itu mah dapet bagian atas doang…”kataku..“nggak papa deh..”kata ferdikami berdua pun langsung menuju wc dan kebetulan wc sedang kosong..aku masih menutupi kedua payudaraku dengan tangan..“buka dong” kata ferdi..aku masih deg degan…bayangkan aku harus ngeseks dengan teman dari kecil…dan yang paling mendebarkan adalah aku sebenarnya ada rasa sama dia..“oke gue yang buka duluan” kata ferdi..dia pun membuka celana dan celana dalamnya dan terlihatlah penisnya menggantung…ukurannya cukup besar dan panjang….ferdi memegang kedua tanganku dan menyibakkannya..terlihatlah kedua payudara besarku menggelantung dengan indah..“wow” kata ferdidia pun menekan tubuhku sehingga aku terduduk di lantai..dia pun melumat bibirku dapat kurasakan lidahnya bermain di dalam mulutkulalu dia mulai meremas payudara kiriku…jari jarinya yang nakal memuntir puting payudaraku..“geli fer…shh.shh”kataku seraya mendesahlalu dia menjilat dan mempermainkan putingku di dalam mulutnya…aku menjadi sangat terangsang…dapat kurasakan vaginaku mulai basah..lalu ferdi terlentang dan menyuruhku menggesek penisnya yang sudah berdiri dengan payudaraku..aku pun tengkurap di atas penisnya dan menggesekkan penisnya di antara kedua peyudaraku..ferdi mengerang keenakankarena aku udah keenakan sendiri aku jadi nggak mikirin tarif lagi…aku langsung memasukkan penisnya ke dalam mulutku…dan mengocoknya dengan kencang..sperma ferdi menyembur ke depan wajahku…tiba tiba ferdi berkata “boleh..?”aku menganggu tanpa pikir panjang..dia pun melepas rok dan celana dalamku lalu membuka selangkanganku…dia mulai menjilat vaginaku dan memasukkan lidahnya ke liang vaginaku..akupun menggelinjang keenakan…kemudian dia menjilat jilat payudaraku lagi dan aku mengocok penisnya…aku mengarahkan penisnya ke vaginaku dan kemudian dia yang melanjutkannya..dia memasukkan penisnya ke vaginaku dan menyodok nyodoknya maju mundur…aku menggeliat keenakan…“sshh..ssshhss..sshh..terusin fer..”dan adegan itu pun berlangsung selama 15menit…kurasakan cairan spermanya membasahi seluruh liang vaginakulalu dia mencopot batang penisnya dari vaginaku dan terlihat vaginaku memerah..ferdi dan aku sama sama kelelahan..kami berbaring di lantai tanpa busana..da ia membisikkan di telingaku..“Vi..gue cinta elo….berhenti jadi pelacur vi…hidup sama gue..kita bisa bahagia tanpa harus jadi kaya…”kata ferdi..sesaat aku tersentuh oleh perkataannya,,,namun di sisi lain aku harus realistis..masa pemuda yang kerjaannya hanya pelayan bar bisa menghidupi aku…sampai kini pun aku belum bisa menjawabnya…

NIKMAT KERJA DI HOTEL

“hai abang!” terdengar satu suara yang sangat kukenali menyapaku dari belakang. Saatku berpaling ku lihat Ella sedang berjalan ke arahku. Ella menghulur tangannya lalu kusambut dan bersalaman terus dicium tanganku. Memang kebiasaan kami bersalam Ella akan mencium tanganku tanda hormatnya padaku yang menjadi abang angkatnya sejak setahun yang lalu.
“haa…ingatkan tak datang…” kataku seraya menghulurkan kain pario(kain batik yang sering dipakai untuk bersantai di pantai) berwarna hitam kepadanya.
“eh…kena pakai ni?” Tanya Ella.“ya, temanya pun ‘beach nite’ kan?” jawabku.
Malam ini adalah malam tahun baru 2007. setiap tahun hotelku mengadakan acara yang sedikit meriah untuk menyambut tahun baru. Aku sebagai bar tender di pub dalam hotel ini sedari pagi sudah sibuk membuat persiapan. Ella dan beberapa waitress di restoran ku minta datang pada pukul 9 pm sebagai back up kerana aku tahu malamnya pasti sibuk dan kaptenku Noni pasti membutuhkan bantuan.
“oklah..” jawab Ella setelah ku tegaskan bahawa waitress mesti mengenakan kain pario pada malam itu. Ella kemudiannya keluar membawa kain pario tersebut dan kembali tak berapa lama.
“bang, tolong simpankan seluar jeans Ella ni” Ella menghulurkan jeans biru yang dikenakan tadi.
“Ella tak bawa seluar tight, pakai CD aja”
Sambil berdiri di sebelahku Ella menunujukkan belahan kain parionya yang hanya diikat di bahagian pinggul. Ikatannya berada di sebelah kiri pinggulnya dan jika ia melangkah maka terlihatlah peha mulus miliknya hingga ke pangkalnya. Aku dengan bersahaja menyelak sedikit belahan parionya hingga terlihat CD Ella yang berwarna merah. Ella hanya membiarkan kelakuanku membuatku lebih berani mengelus lembut pantatnya.
Aku memandang wajah Ella sambil tersenyum. Ella membalas senyumanku dengan raut wajah yang tidak ku fahami.
“it”s ok, dalam pub ni gelap. Orang tak nampak.” Kataku setelah ku tarik kembali tanganku dari dalam parionya.
Ella hanya tersenyum kemudian meninggalkanku di dalam bar menuju ke ruangan tangah pub di mana dia akan ditugaskan. Aku memandang Ella dari belakang. Goyangan pinggulnya sangat menggoda. Kerana itulah aku sering meraba pantatnya. Tetapi hanya sebatas itu. Aku tidak berani berlebih-lebih. Ella juga tidak pernah memarahi perbuatanku meraba pantatnya. Seringkali juga ku ramas-ramas pantatnya kerana tidak tahan. Ella hanya tertawa melayan gelagatku.
Ella memang berani dari segi pemakaian. Celana jeans ketat dan t-shirt ketat belahan dada rendah memang selalu dikenakannya. Berkulit putih gebu, buah dada yang agak besar bagiku, berwajah manis keturunan bugis dan pantatnya yang sering membuat penisku mengeras. Ella memang cantik. Aku bangga mempunyai adik angkat secantik Ella. Seringkali juga Ella menceritakan padaku beberapa orang manager hotel tempat kami bekerja menggodanya. Pernah satu hari Vincent yang terkenal dengan sikap kurang ajar itu meraba pantatnya, kemudian Ella memaki hamun kepada orang tua tak sedar diri itu yang membuatnya tersentak dan malu sewaktu lunch break di café hotel. Tapi aneh, Ella tidak pernah memarahiku jika pantatnya kuraba dan ku ramas sesuka hati.
Jam 11pm pub mulai penuh dengan pengujung. Aku jadi sibuk menyediakan minuman yang dipesan. Berpuluh gelas cocktail dan 2 barrel beer membuatku sedikit berpeluh. Dan ketika jam menunjukkan 12 tengah malam, suasana di dalam pub semakin bising dan riuh. Ketika itulah Ella menghampiriku.
“happy new year!” katanya. Yang membuatku terkejut ialah Ella mencium pipiku yang tak pernah dilakukan sebelum ini. Apalagi di hadapan khalayak ramai.
“happy new year” balasku.
“kenapa cium di pipi? Kalau di bibir kan lebih syok” sambungku sekadar niat mengusik. Tanpaku duga Ella menarik tanganku dan kami keluar ikut pintu belakang pub. Sampai di belakang Ella hanya diam menatapku penuh erti. Aku mengerti kemahuannya cuma dia malu. Lalu dengan pantas ku raih wajahnya mendekati wajahku. Bibir kami bertemu saling berkucupan dengan ganas. Tak ku sangka Ella sangat handal bertarung lidah. Lidahku terasa disedut-sedut ke dalam mulutnya yang mungil. Aku tidak mahu kalah dan ku balas sedutan lidahnya.
Setelah lima minit aksi bercium kami lakukan, kami sama-sama berhenti dan saling menatap wajah masing-masing. Kami seperti dapat merasakan gejolak yang membara di dalam diri. Kemudian kerana belum puas ku rangkul pinggangnya dari hadapan menarik tubuhnya rapat ke tubuhku dan melumat bibirnya kembali. Ella membalasnya dengan rakus sambil nafasnya kedengaran bertambah berat. Kali ini tanganku tidak tinggal diam. Ku ramas kedua-dua belah pantatnya. Kemudian ku singkap parionya ke atas lantas kembali meraba pantatnya yang bulat dan besar yang masih ditutup CD. Aku pindahkan ciuman dan jilatanku kearah lehernya.
“ohh…mmm…abg…hhh” desahan lembut keluar dari mulut Ella.
Aku semakin berani memasukkan tanganku ke dalam Cdnya dan meramas pantatnya dari dalam CD. Ku julurkan jari tengah kearah belahan pantatnya. Kumainkan jariku sebentar di lubang anusnya sebelum menuju ke vagina Ella. Tangan Ella juga tidak tinggal diam. Sebelah tangannya memeluk tubuhku, manakala yang sebelahnya menggosok penisku yang sudah mengeras dari luar celana. Sungguh nikmat kurasakan tangan lembutnya mengelus penisku.
Aku sudah tidak memikirkan bahawa ketika itu kami masih lagi dalam waktu bekerja. Jariku sedari tadi sudah memasuki liang vagina Ella yang basah akibat kenikmatan yang kuberikan. Cdnya sudah kuturunkan sebatas pehanya. Setelah puas menyerang vaginanya, ku pindahkan kedua-dua tanganku menuju ke arah dua bukit nikmat di dadanya. Ku singkapkan t-shirt putihnya ke atas sehingga menampakkan buah dadanya yang dibaluti bra half cup berwarna hitam. Tanganku lantas menuju belakang tubuhnya mencari kaitan branya, dan dengan sekali sentap terlepaslah kaitan branya. Tanpa buang masa tanganku dengan agak keras meramas buah dada yang menjadi pujaanku selama ini. Sambil bibirnya kembali kulumat dengan bibirku, ku picit-picit kedua-dua putingnya yang mengeras.
“aahh…abg…mmmhhh…ohhh…” desah Ella diselangi dengan cumbuannya yang sekarang sudah berpindah ke leherku. Kadang disedut dan digigitnya leherku yang pasti meninggalkan kesan merah. Aku tidak mempedulikan itu semua. Apa yang ada di benakku ialah untuk memenuhi tuntutan berahiku saat ini dengan seorang gadis cantik yang sedang berada dalam taklukanku. Serangan bibir dan lidahku kuarahkan kearah dadanya yang sangat indah itu. Kujilat, kusedut, dan ku gigit semahunya kedua-dua puting merah kecoklatan itu bergilir-gilir. Serangan-serangan nikmat yang ku lancarkan membuat Ella menjerit kecil dan menekan kepalaku ke arah dadanya.
“abg…sakit…ohh sedapnya…aawww…” tidak karuan lagi desahan dan rintihan Ella yang membuatku lebih teransang.
Tiba-tiba kurasakan penisku sudah tidak berada di dalam sarangnya. Entah sejak bila Ella membuka celanaku mungkin kerana aku keasyikan menikmati tubuh gebu milik Ella sehingga tidak sedar celana panjang dan celana boxerku sudah separas lutut. Ella dengan lembut memegang dan mengocok penisku. Berdesir darahku menahan nikmat kocokan tangan halus Ella yang semakin rancak menjalankan tugasnya. Penisku berukuran biasa, tidak seperti yang sering kubaca di dalam cerita-cerita lain di mana penisnya seperti saiz orang America atau Eropah. Terang-terangan membohong.
“Ella, hisap sayang…” bisikku ke telinganya. Aku ingin sekali merasakan sentuhan bibirnya yang sangat seksi itu dan menguji setahap mana servis oralnya.
Ella mencangkung di hadapanku sambil tangannya terus memegang dan mengocok lembut penisku. Mulai dari jilatan pada pangkal penisku menyusuri batangnya dan terus ke bahagian kepala penisku. Diulangnya beberapa kali sebelum mula mengulum penisku. Perlahan namun nikmatnya sukar untuk kugambarkan dalam cerita ini. Dari atas ku lihat pandangan yang cukup erotis dimana seorang gadis berwajah cantik sedang memberi oral seks. Setelah kurasakan puas dengan kuluman mulut Ella, ku tarik tubuhnya berdiri dan bibir kami bergelut kembali tetapi tidak lama kerana aku sudah tidak sabar untuk merasai kehangatan vagina Ella. Aku menyuruhkan berpaling membelakangiku dan sedikit membongkok. Tangannya menahan pada dinding. Segera kugeselkan penisku ke permukaan vaginanya yang terasa banjir. Perlahan-lahan ku dorong pinggulku, hanya kepala penisku yang masuk kerana vagina Ella terasa sangat sempit.
“aduh…tunggu bang…tahan dulu…eerghh” Ella menahan sakit memintaku berhenti seketika. Aku turutkan kemahuannya kerana aku memang tidak suka memaksa.
“tahan ya sayang..” kali ini aku tekan sedikit keras dan hasilnya setengah batang penisku berjaya memasuki liang vaginanya. Kudiamkan sebentar untuk membolehkan dinding vaginanya menerima kehadiran penisku. Setelah nafasnya kembali tersusun Ella meminta aku memasukkan seluruh batang penisku ke liang nikmat miliknya.
“lagi bang…masuk lagi…adik boleh tahan…ohh…” kata-katanya tersekat kerana aku menyentakkan pinggulku sehingga rapat ke pantatnya.
“aahh..ella…sedapnyaa…” erangku tak mampu lagi menahan sensasi yang kurasakan.
Penisku tersasa dikepit erat oleh dinding vagina Ella. Ella memang bukan perawan lagi tetapi tidak pernah melakukan hubungan seks setelah perawannya direnggut mantan kekasihnya tidak lama dahulu. Perlahan-lahan aku menggerakkan pinggulku dengan gerakan sorong-tarik. Sungguh mengasyikkan menikmati geseran lubang vagina Ella yang sempit. Makin lama makin cepat gerakan pinggulku sehingga kedengaran bunyi gerlaga tubuhku dengan pantat Ella. Aku mengamati saat-saat pelanggaran tubuhku dengan pantatnya, sesungguhnya aku amat suka melihat pantat besar milik Ella bergetar menerima tusukan-tusukan keras dariku
“aahhh…aahh…abang…ohh…mmmppphhh…sedap bang…” Ella kembali meracau setelah kesakitan vaginanya bertukar menjadi nikmat yang sangat membuatnya teransang hebat.
“sedap sayang?” tanyaku sambil tanganku meraih ke hadapan tubuhnya lalu meramas kedua-dua buah dadanya.
“sedap bang…oohh lagi bang…laju lagiii…aaarrggghhh…” erangan keras keluar dari mulut Ella mengiringi orgasme yang melanda dirinya. Kakinya dirapatkan, tubuhnya bergetar hebat dan hampir jatuh. Mujur aku sempat menahan tubuhnya daripada jatuh. Ku biarkan Ella menikmati orgasmenya tanpa menarik keluar penisku.
“abang…Ella puas bang…kalau Ella tahu yang abang pandai membuat Ella macam ini, dari dulu lagi Ella minta…” ujarnya setelah dia dapat mengawal dirinya.“abang belum sampai ni sayang..” kataku tertahan tak sanggup lagi aku menunggu lama lalu ku tarik penisku keluar dan memalingkan tubuh Ella menghadap ke arah ku. Aku lihat terdapat sedikit linangan airmata di wajahnya.
Lalu aku angkat sebelah kakinya melingkar di pinggulku dan mengarahkan penisku menuju vaginanya. Kedua belah tangannya memegang bahuku menahan tubuhnya. Lalu kuteruskan permainan yang belum sudah dengan gerakan yang cepat. Kembali Ella merintih kuat. Bibirku mencari bibirnya yang mungil lalu sambil ku pompa penisku kami berkucupan. Setelah lebih kurang sepuluh minit kurasa spermaku ingin keluar lalu kupercepatkan tusukanku dan tusukan terakhir yang keras sedalam-dalamnya ke dalam liang vagina Ella. Rupanya Ella juga menikmati puncaknya ketika itu.
“aarrgghh abang sampai…” hanya itu yang keluar dari mulutku. Begitu banyaknya spermaku kucurahkan ke dalam vagina Ella sehingga sebahagiannya meleleh keluar membasahi pehanya.
“maaf, abang keluar di dalam” risau juga kerana takut Ella hamil.
“ tak apa bang, Ella baru dua hari lepas tamat period” jelas Ella yang membuatku lega.
Kami kemudian merapikan pakaian, lalu aku masuk kembali ke dalam pub seperti tidak berlaku apa-apa. Manakala Ella menuju ke tandas untuk membersihkan vagina dan pehanya. Sesampai di dalam bar aku meneguk segelas bir kerana kehausan. Kemudian, Lia cashier di pub itu menghampiriku lalu berdiri rapat di sebelahku. Tangannya memeluk pinggangku. Memang Lia manja denganku dan perlakuan seperti ini sudah biasa bagiku namun apa yang diucapkannya membuat jantungku seperti berhenti.
“abang berani betul ya main di belakang sana…”
“Lia nampak?” aku lihat Lia melihat ke arahku dengan mata yang tajam.
“tadi semasa Lia hendak ke tandas, Lia buka pintu dan nampak abang dengan Ella…” Lia tidak meneruskan kata-katanya. Tangannya lantas menggenggam penisku dari luar celanaku. Terasa ngilu kerana baru habis bertempur.
“lain kali giliran Lia pula yaa…” katanya sambil menghadiahkan satu kucupan lembut di bibirku.
“mm…ya..ya..” kataku gugup kerana tidak menyangkakan hal tersebut.
Lia kemudian melepaskan genggaman tangannya pada penisku dan menuju ke kaunter cashier. Nanti pula akan kuceritakan kisahku dengan Lia yang bagiku sangat mengasyikkan.
Setelah kejadian itu aku sering melakukan hubungan seks dengan Ella di rumah sewaku. Memang indah setiap kali melakukannya dengan Ella yang sehingga kini tiada seorang pun yang mengetahuinya. Ella kini sudah berumahtangga dan mempunyai seorang anak lelaki. Setelah dia menikah kami tidak lagi meneruskan perbuatan kami kerana kukatakan pada Ella yang dia harus setia dan menjaga hubungan suami isteri dengan baik dan jujur.

Dosenku Kekasihku

Pengalaman ini terjadi beberapa waktu lalu dengan seorang dosen pembimbing di tempatku kuliah. (Oh yach, aku kuliah di PTS terkenal di kota Apel dengan jurusan teknik komputer). Saat ini aku masih tahun terakhir kuliah. Kejadian ini sebenarnya sebelumnya belum ada di otakku, hal ini terjadi di luar keinginanku, tapi dasar nafsu kalau sudah menjadi raja maka tidak akan tahu lagi berbuat apa.
Sebut saja nama dosenku Juliet, orangnya sexy dan cantik, umurnya berkisar 32 tahun. Kulitnya putih bersih 100 % dan super mulus sekali, tingginya sekitar 168 cm, bodinya super bagus banget, orang bilang seperti gitar Spanyol, lingkar pantatnya super bulat, pinggangnya super ramping dengan buah dada yang ranum berukuran, setelah kejadian tersebut kuketahui 36B, pokoknya “endang” dech.
Aku biasanya memanggil dosenku ini dengan sebutan “Ibu”, Ia dosen tetap di Universitasku, bidangnya Kalkulus (untuk mahasiswa teknik pasti tahu). Aku senang belajar dengannya, ia pandai sekali dan paham sekali bagaimana mengajar yang baik dan ia sangat disiplin terhadap mahasiswanya. Saat awal-awal kuliah, tidak ada yang spesial yang terjadi antara aku dengannya, yach biasa saja, layaknya mahasiswa yang lain, tapi tanpa kusadari Bu Juliet selalu memperhatikanku (kuketahui setelah ini). Tapi setelah menjelang ujian tengah semester aku mulai curiga dengan gerak-gerik dan perhatiannya padaku. Kalau tidak salah waktu itu aku datang agak telat sehingga pelajaran untuk sesaat berhenti. Bu Juliet memperhatikanku, aku dapat bangku di urutan paling depan (yach, biasanya bangku paling depan selalu paling akhir diisi).
Sejenak kupikir ia melihatku terlalu lama karena aku datang telat, tapi setelah pelajaran mulai ia selalu melirik kepadaku, dan aku sadar sekali tentang hal itu dan aku menjadi risih karena hampir setiap 3 menit ia selalu melirikku, dan aku lebih risih lagi ketika ia melirik bagian selangkanganku yang waktu itu aku memakai celana yang agak super ketat (Jeans 010), sehingga bagian selangkanganku kelihatan menggelembung, (mungkin penisku kebesaran yang menurut Bu Juliet setelah kejadian ini).
Aku waktu itu makai baju kemeja, aku berusaha menutupi bagian selangkanganku dengan kemeja yang kupakai sebagai jaket. Karena sering melirik maka ia mengajar pelajaran jadi sering salah, ini terbukti dengan perkatannya, “Kok saya sering salah yach.. ” hal ini dikatakannya setelah ia berbuat kesalahan untuk ke-1001 kalinya. Dalam hatiku berkata, makanya jangan melirik yang tidak-tidak dong.
Hal itu berlangsung hingga 3 kali pertemuan, dan juga ia sepertinya lebih mendekatkan diri padaku, tapi aku tetap jaga image antara aku dengan dosen tentu aku berusaha sebaik mungkin padanya walau aku bertanya-tanya dalam hati apa ia tidak puas sama suaminya (Mas Fadli yang ternyata mengalami impoten). Hingga ujian tengah semester berlalu, aku tahu ujianku banyak yang betul dan aku tahu nilaiku bisa berkisar antara A atau B. Tapi saat itu ia memanggilku ke ruangannya sehabis kuliah usai.
“Son.. Nanti kamu ikut saya ke ruangan saya!”“Baik, Bu.. Tapi ada apa yach Bu..” jawabku ingin tahu.“Tidak ada apa-apa, saya ingin minta tolong pada kamu satu hal..” jawabnya dengan penuh senyum di bibirnya yang sensual.
Aku bertanya-tanya dalam hati ada apakah gerangan, sekilas terpikir olehku ia akan mengajakku melakukan.. Tapi kubuang pikiranku itu jauh-jauh takut-takut nanti ia bisa mengerti pikiran orang lagi. Aku mengikutinya dari belakang menuju ruangnya yang terletak cukup jauh dari keramaian mahasiswa. Dalam perjalan ke sana aku berusaha untuk tetap untuk tidak negatif thinking, dengan cara berbicara dengannya apa saja tentu berhubungan dengan kuliah yang diberikannya tadi karena memang aku agak kurang paham karena pikiranku terbelah-belah. Sesampai di ruangnya ia duduk di kursinya dan aku tetap berdiri karena memang kebetulan di situ hanya ada satu kursi, dan aku memberanikan diri untuk bertanya padanya.
“Ada apa yach Bu, sehingga saya harus ikut Ibu ke ruangan Ibu..?” tanyaku penasaran.“Begini, kemarin Ibu sudah membuat semua daftar nilai hasil ujian MID semua mahasiswa yang kuliah dengan Ibu, tapi daftar tersebut tanpa sengaja hilang entah kemana..” jelasnya.“Jadi.. Bu..?” tanyaku tidak sabaran.“Jadi Ibu pingin minta tolong, sama kamu untuk membantu Ibu untuk membuat daftar itu lagi, padahal kalau Ibu sendiri yang membuatnya harus makan waktu 2 malam, karena harus teliti..” jelasnya lagi.“Gimana, dengan hasil ujian saya Bu..?” tanyaku lagi untuk menyakinkan hasil dengan prakiraanku.“Karena itulah Ibu minta tolong sama kamu, kamu dapat nilai A plus untuk ujian ini, jadi Ibu pikir kamu sanggup membantu Ibu,” pintanya dengan sedikit nada memohon.“Plusnya apaan bu..” tanyaku menggoda.“Ahh.. Kamu ada-ada aja..” katanya sambil mencubit lenganku.“Kapan Sony harus membantu Bu..?” tanyaku singkat karena aku bangga dengan hasil ujianku yang baru kuketahui.“Kamu tidak kemana-mana kan malam ini..?” tanyanya.“Tidak.. ” balasku singkat.“Malam ini aja yach, kamu tau kan alamat ini,” seraya ia sambil menyodorkan alamatnya.
Tanpa sengaja kertas itu jatuh. Aku mengambil kertas itu dengan membungkukkan badan, ia pun berniat menggambilnya, posisiku dengannya dekat sekali bahkan aku bisa mencium bau parfumnya yang menggairahkan.
“Maaf Bu.. ” ucapku padanya.“Tidak apa kok Son.. ” katanya. Bibirnya sensualnya sembari memberi senyuman yang memikat. Aku bahkan bisa mencium nafas segarnya yang harum.
Jam 7: 30 malam aku berniat menepati janjiku pada dosenku yang satu ini. Aku mandi, dan berdandan dengan rapi, dan tanpa menunggu lagi ku-stater mobil pinjaman ke alamat yang tadi kusimpan. Tanpa kesulitan aku sampai alamat yang dituju karena memang aku sudah hafal keadaan kotaku. Rumahnya besar sekali dengan 2 lantai, dengan halaman yang luas dan pagar yang tinggi, di sisi bagian kanan belakang dapat kuterka ada kolam renang, berarti menandakan ia orang yang cukup kaya.
Aku masuk dengan pagar yang dibukakan oleh satpam jaga dan langsung tanpa mengetuk pintu ia keluar dan menyuruhku masuk. Aku tertegun dengan kedaannya, ia memakai gaun tidur berwarna merah muda, yang tipis dan panjangnya, hanya sampai lutut. Rambutnya panjangnya di biarkan tergerai, aku terdiam beberapa saat. Betapa cantiknya dia malam itu, maupun dengan keadaan rumahnya, ruangan tamunya tertata dengan rapi, baik perabotannya maupun kedaan sofanya yang kelihatannya berharga jutaan rupiah, maupun furniture lainnya.
“Hayo, masuk Son..! lagi mikirin apa sich..” tegurnya membuyarkan lamunanku.“Ah.. Tidak apa kok Bu.. ” ucapku sekenanya.
Aku melangkah masuk dan duduk di ruangan tengah karena ia menyuruhku untuk mengikutinya di ruangan itu.
“Mau minum apa Son..” tanya pemilik bibir manis ini.“Apa aja dech Bu asal jangan es teh aja Bu..” kataku. Masalahnya saat itu hujan mulai turun dengan lebat saat aku masuk ke rumah mewah ini.“Coklat panas, mungkin bagus yach buat kamu..” tanyanya.“Iya dech Bu, coklat panas aja..” jawabku. Karena aku memang suka sekali coklat.
Setelah berbincang sebentar, aku menanyakan pekerjaan yang akan kubantu. Tapi bagus juga untuk menghilangkan kekakuan antara kami. Dan aku jadi tahu kalau suaminya seorang pengusaha kaya dan sekarang sedang berada di luar negeri untuk mengembangkan usahanya di sana. Bu Juliet sampai sekarang belum mempunyai anak. Dan di rumah itu sekarang hanya aku dan dia, sedangkan pembantunya, suami istri tinggal tidak jauh dari rumah mewah ini dan datang dari pagi hingga sore. Satpam 1 orang dan akan tetap berada di posnya hingga pagi. Berarti hanya ada aku dan dia di rumah ini.
“Oh Yach, Bu, mana hasil ujiannya..” tanyaku setelah ngalor-ngidul kemana-mana.“Oh iya, jadi kepanjangan ngomongnya,” seraya memberi senyuman dan tawa kecil.
Ia memintaku untuk ikut ke ruangan kerjanya yang terletak di dalam kamar pribadinya, semula aku menolak karena tidak sopan masuk ke kamar seorang wanita yang suaminya tidak di rumah. Tapi karena sedikit paksaan aku mau juga. Kamarnya besar sekali artinya begitu indah, dengan luas kira-kira 7 m x 5 m, bayangkan saja bathtubnya terletak di dalam kamar dengan gaya Romawi, sedangkan meja kerja terletak di seberangnya 2 kursi dan di dalamnya dilengkapi televisi layar datar 60 inci, dan elektronik lainnya. Aku duduk di kursi kerjanya dan tiba-tiba ia merangkulku.
“Son.. Sebenarnya tidak ada yang namanya daftar nilai, daftar nilai hanya ada jika udah ujian semester,” katanya begitu lembut hingga hampir seperti berbisik di telingaku. Aku bingung, masih belum hilang bengongku ia berbisik di telingaku dan mencium telingaku.“Son.. Bantu Ibu ya, puaskan Ibu.. Ibu kesepian sekali..” katanya.“Tidak mungkin Bu..” aku setengah menolak tapi tidak mencegahnya untuk membuka kancing kemejaku satu persatu.“Kamu mengerti kan, keadaan seorang istri yang tidak pernah dapat kepuasan oleh suaminya, Mas Fadli nggak bisa bertugas seperti lelaki normal alias impoten.. Please Son..” kata Ibu Juliet setengah memohon.
Aku jadi kasihan dan detik berikutnya aku berdiri dan membiarkan dia melucuti satu persatu pakaianku dan sampai aku telanjang bulat, matanya tak berkedip manatap kemaluanku yang tegak berdiri dengan kerasnya.
“Bu.. Jangan cuma dilihat dong Bu..” kataku sedikit bercanda.“Punyamu keras sekali..” balasnya dengan nafas sedikit memburu menandakan ia terangsang dan betul-betul bernafsu.
Kemudian aku mendekatinya dan mencium bibirnya dengan lembut serta melumat bibirnya yang sensual, bahkan lidah kami saling memilin, tangan kiri menggosok tengkuk dan pundaknya sedangkan tangan kananku meremas buah dada indah milik orang yang sebelumnya kuhormati, putingnya kuputar dengan lembut walau masih diluar gaun sutra yang lembut ini. Lain halnya dengan tangan Bu Juliet, tangan kanannya mengocok-ngocok kemaluanku yang tadi sudah sangat tegang, dan tangan kirinya berusaha melepaskan ikatan gaun tidurnya.
Aku pun membantunya melepaskan gaun tidurnya itu, dan ia langsung bugil, ternyata tanpa menggunakan BH, ia juga tidak menggunakan CD. Aku meneruskan aksiku ini, bahkan sekarang tangan kiriku meremas payudara kanannya dan tangan kananku meremas pantatnya yang aduhai, bibirku menghisap bibir bawahnya, air ludah kami bercampur terasa manis dan lidahku berusaha masuk ke dalam bibirnya. Setelah puas berpagutan, aku mulai turun ke lehernya yang jenjang dan terus ke tengah-tengah buah dadanya yang padat berisi yang sedikit sudah turun, aku mendorongnya hingga ia bersandar pada dinding. Lidahku kemudian menghisap-hisap puting payudaranya dengan kuat, ia merintih keenakan.
“Oh.. Ohhmm.. Enak sayang..!” desahannya menambah semangatku untuk menghisap lebih kuat. Bahkan seluruh payudaranya kujilati dan kucupang dengan kuat, sehingga ia tambah kuat merintih.“Ahh.. Ahhm ohh..” erangnya.
Aku semakin menggila, puas dengan yang kiri kuganti dengan yang kanan hingga meninggalkan bekas yang memerah. Aku begitu gemas dengan benda kenyal yang semakin mengeras itu, makanya kukeluarkan jurusku yang pernah kubaca di buku-buku tentang cara membuat pasangan lebih terangsang, tapi untuk pengalamannya baru ini yang pertama. Aku kemudian turun ke bawah dan terus ke selangkangannya, baunya harum, jauh dari yang kuperkirakan sebelumnya, tanpa pikir panjang aku kemudian menjilati klitorisnya hingga semakin keras desahannya.
“Ahh.. Aaahh.. Ohmm.. Enak sayang yach di situ.. Ohmm..” erangnya lagi.
Tidak puas dengan cara berdiri seperti ini aku kemudian mengangkatnya ke atas meja dan mengangkangkan kakinya selebar mungkin dan aku duduk di kursi. Kemudian aku kembali mengeluarkan lidahku dan mengulas klistorisnya dan aku berusaha memasukkan lidahku sedalam mungkin dalam lubang vaginanya, seperti yang pernah kulihat diblue film. Kemudian lidahku semakin ke bawah dan aku menjilati anusnya tanpa merasa jijik.
“Kaammu.. Pinntarr.. Saayyaanng.. Oh ennakh sekaallii lidah kamu..” desahannya semakin kuat.
Mungkin kalau ruangan itu tidak kedap suara pasti sampai kedengaran hingga ruang tengah.
“Yach.. Bu.. Aku akan menjilati sampai Ibu puas..” ucapku sesat melepaskan jilatanku dan kembali menjilati anusnya.
Aku mengangkat kaki Bu Juliet ke atas dan kembali menjilati anusnya karena ia tahu aku menjilati anusnya ia menahan nafasnya sehingga kelihatan seperti sedang buang air, dan lubang anusnya perlahan membuka. Tanpa membuang kesempatan lidah bermain lebih dalam ke dalam lubang anusnya dan terus dan kembali ke liang kemaluannya yang semakin banjir oleh cairan kewanitaannya lalu kujilati dan sesaat kemudian ia memekik dengan kuat.
“Ah.. Ahh.. Soonn.. Ibuu tidak tahan lagi, masukin sakarang yach..” ujarnya di tengah desahannya semakin menjadi yang menambah semangatku.
Aku menyukai vaginanya, habis cairannya terasa sedikit asin dan enak, mungkin gurih bagiku. Aku tak peduli dengan permintaannya, lidahku semakin terus menjilati kemaluannya dan jari tengahku keluar masuk di lubang anusnya, sampai akhirnya.
“Ahh.. Ohhmm.. Ibuu, maauu keluuaarr saayaanng..” erangnya dan..“Croott.. Creett.. Croot..” tubuh Bu Juliet mengejang dan kaku dan kemudian lemas setelah mengalami orgasme yang hebat, lidahku kubiarkan di dalam dan terasa otot vaginanya menjepit dan meremas lidahku.
Terbayang olehku pasti enak sekali jika batang kemaluanku yang ada di dalam liang kemaluannya ini. Lima menit kemudian kujilati dan kubersihkan kemaluannya dengan lidah, cairan maninya kujilati dan kutelan semua, habis rasanya enak dan aku suka sekali. Ia kembali terangsang dan aku kemudian berbisik kepadanya untuk pindah di tempat tidur. Aku menggendongnya dan menghempaskannya di tempat tidur, kakinya kubiarkan terjuntai ke bawah dan aku kembali mengangkang kakinya lebar-lebar dan kembali kujilati kemaluannya tapi lima menit kujilati ia duduk dan mendorong tubuhku.
“Sayang.. Sini Ibu pingin ngisep penismu..” katanya seranya memegang dan mengocok batang kemaluanku yang tegangnya sudah maksimal.
Ia berusaha memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya yang mungil. Pertama ia menjilati kepala kemaluanku, rasanya badanku terasa kesetrum keenakan, seluruh syarafku rasanya tegang, dan detik kemudian ia berusaha memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Baru sampai setengahnya aku menekan pantat ke depan, tanganku memegang kepala Bu Juliet.
“Ehk.. Akhh..” mulutnya tercekat tapi ia tak berusaha mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya, akhirnya dengan usaha yang cukup lama kemaluanku masuk semua ke dalam mulutnya hingga ke pangkalnya.
Terasa sedikit ngilu ketika giginya menyentuh kepala kemaluanku, dan terasa benar olehku kepala kemaluanku sampai di tenggorokannya. Bu Juliet menatapku dengan bangga dan kemudian mengeluarkan dari mulutnya, dan setelah keluar ia menghisap dan mengocok serta mengeluar-masukkan kemaluanku ke dalam mulutnya.
“Ahh.. Ehh.. Eeennaakkhh..” ujarku sambil memegang kepalanya seolah-olah aku sedang menyetubuhi mulutnya.
15 menit berlalu dengan posisi ini aku kemudian mengangkatnya, dan menelentangkannya di atas spring bed mewah ini dan mengangkangkan kakinya lebar-lebar dan mengarahkan kemaluanku ke lubang senggamanya, kugosokkan kemaluanku pada klistorisnya, ia mendesah keenakan.
“Oohh.. Ennakhh Sayang ayo masukkan sekarang..!” pintanya.
Aku mengambil posisi lurus dan menekankan pantatku secara perlahan dan ternyata sulit juga memasukkan kemaluanku ke dalam lubang senggamanya, padahal kupikir pasti tidak terlalu sulit karena ia sudah melahirkan 2 orang anak dari lubang ini, tapi ternyata masih sangat sempit dan susah untuk dimasuki. Perlahan kumasukkan sedikit demi sedikit batang kemaluanku ke dalam lubang senggama yang kelihatannya sangat bersih dan lezat dijilati.
“Aahh.. Aoohh.. Terus.. Sayang..” rintihnya saat kemaluanku sudah masukkan 1/2 ke dalam lubang senggamanya dan aku kemudian menekan sedikit lebih kuat, ia memekik kesakitan.“Auuwww.. Pelan-pelan Sayang.. Sakit.. ” katanya.“Maaf Bu, Sony bernafsu sekali..” kataku.
Aku kembali menekankan pantatku perlahan dan 3/4 sudah amblas di dalam vaginanya yang kempot ke dalam. Aku kembali menyentakkan pantatku dengan kuat dan ia kembali memekik kesakitan disertai lolongan panjang.
“Aaauuw.. Ahhwww..” desahnya.“Maaf Bu..” jawabku.
Aku menghentikan dan aku mengatakan bahwa bagaimana kalau istrihat saja dan berhenti saja dulu, tapi ia mencegahku dan malah ia menyuruhku untuk mengocoknya. Aku menurun-naikkan pantatku dengan tempo yang sangat lambat dan menekan kembali dengan sangat lambat, mungkin dengan begini otot vaginanya akan terbiasa menerima kemaluanku.
“Aahh.. Ehhtt.. Ohmm..” desahan Bu Juliet semakin membuatku bernafsu, aku merasakan seluruh kamaluanku dipijat sangat kuat oleh otot vaginanya. Nikmat sekali rasanya.“Buu.. Ennakh.. Bu, punya Ibuu.. Semppiit sekaali Buu.. Ohmm..”
Aku mendesah dengan kuatnya, aku mempercepat tempo goyangan pinggulku. Keluar masuk dan sepertinya vaginanya sudah mulai terbiasa dengan penisku yang semakin mengeras. Cairan pelicin vagina Bu Juliet mengalir dengan derasnya sehingga menambah mudahnya pergesekan dinding vaginanya dengan batang kemaluanku, hingga berbunyi, “Belbb.. Clebb.. Bleeb.. Clebb..”
Lalu, 15 menit kemudian Bu Juliet sepertinya sudah ngos-ngosan, ia mendekatku erat. Aku semakin bersemangat menaik-turunkan pantatku dengan cepat. Tanganku meremas payudara kanannya dengan kuat dan putingnya kutekan dengan kuat hingga keluar air yang berwarna putih dan ternyata itu air susu dan tanpa ampun aku menyedot puting berwarna coklat muda itu dengan kuat kuremas payudara itu dengan kuat, kedua-duanya tak luput dari hisapanku sehingga rangsangan pada Bu Lia semakin bertambah ini ditandai dengan desahan yang semakin kuat. Akhirnya 5 menit kemudian tubuh Bu Juliet menegang dan ia memeluk dengan erat sekali dan ia berteriak.
“Soonn.. Benamkan yang dalam sayang..” pintanya sambil menggoyang pinggulnya. Tanpa ampun aku menusuknya dengan sangat sehingga terasa olehku pangkal rahimnya.“Akkuu.. Keluuaarr Soonn.., oohhmm eenaakhh..” pekik Bu Juliet dengan keras dan tubuhnya terasa bergetar hebat menandakan ia benar-benar mengalami orgasmes yang hebat.
“Croott.. Ccreett.. Crooeett..” dan mani Bu Juliet terasa sangat hangat dan banyak, mungkin sampai 7 kali semburan sehingga terasa vagina Bu Juliet becek dan dipenuhi oleh maninya sendiri. Aku membiarkan kemaluanku di dalam vaginanya beberapa saat, kubiarkan dosenku yang cantik ini menikmati orgamesnya sambil memilin payudaranya supaya ia merasa kesempurnaan dari orgasme. 10 menit aku membiarkan kemaluan yang masih tegar dan belum merasakan akan adanya tanda akan orgasme
Dan kemudian Bu Juliet yang bermandikan keringat dan begitu pun tubuhku berkata, “Son.. Kamu hebat sekali, aku sudah 2 kali tapi kamu belum apa-apa.. Sayang..” katanya.
Kemudian aku bangkit dan mencabut penisku yang terasa licin, kemudian kujilati lagi cairan vaginanya sampai bersih, yah hitung-hitung membangkitkan lagi nafsu Bu Juliet. Aku mengambil posisi 69 dan kemudian setelah Bu Juliet kembali bernafsu aku meminta untuk bertumpu pada tangan dan sikunya. Aku akan melakukan doggy style.
Aku memasukkan kemaluan dari belakang dan ternyata tanpa sulit lagi kemaluanku amblas di dalam lubang kemaluannya. “Bless..” Kemudian aku kembali mengocok Bu Juliet dengan penuh semangat, disertai desahan dan pekikan dari Bu Juliet, begitu denganku berteriak dan mendesah dengan kuat.
“Ahh.. Ohhmm.. Eeennaakkhh.. Koccookk yang keenccang sayyaangg..” rintih Bu Juliet.
Aku menjilati lehernya dan tanpa hentinya meremas payudara yang mengeras dan pantatku maju mundur dengan sangat erotis dan beraturan. 15 menit kemudian Bu Juliet kembali mengejang, dan mencapai puncaknya.
“Ohhmm.. Akuu sampaii Soonn.. Sayaanngg..” desahnya dengan tubuh mengejang kaku.
Aku terus mengocoknya tanpa henti bahkan ruangan itu dipenuhi oleh bunyi buah pelir yang basah yang beradu dengan pahanya. “Plok.. Plookk..” Dan bunyi lubang senggama Bu Juliet yang sedang beradu dengan batang kemaluanku. “Bleb.. Bleeb.. Cleeb..” Aku tidak peduli.
“Oh sayaangg ibu capek nih.. Tooloong berhentii sebbeentarr ya,” mohon Bu Juliet.
Aku tahu pasti rasanya ngilu dan geli sekali. Tapi aku tidak peduli bahkan beberapa menit kemudian Bu Juliet kembali mencapai orgasmenya yang keempat dan saat itu aku sudah merasakan aku sudah hampir keluar dan aku mempercepat goyangan pinggulku dan merubah posisiku dengan cara menidurkan Bu Juliet dan mengangkat sebelah kakinya dan memasukkannya dari samping, dan 10 menit kemudian aku merasakan sesuatu yang sudah terkumpul di ujung kemaluanku akan meledak.
“Aaahh.. Buu.. Soonnyy ssammpaii..” rintihku sampai mendekapnya dengan sangat erat.“Buu kuukeluuarkan diimannaa.. Buu..” tanyaku dalam rintihan.“Dii.. Dalam aajaa sayaanng..” pintanya sambil mendekapku kuat.“Saayyaangg.. Iiibuu.. Juugaa sampaii ssaayyaanngg kitaa saammaa saajaa.. Ooohhmm..”
Tubuhku merasakan tegang dan kaku, begitupun Bu Juliet yang orgasme yang kesekian kalinya, dan.. “Crreett.. Ccrrot.. Seerr..” Air maniku dan air mani Bu Juliet keluar bersamaan, kemaluanku sampai ke dasar rahim Bu Juliet. Rasanya penuh sekali dan otot Bu Juliet semakin kuat menjepit kemaluanku. 15 menit aku terdiam menikmati sisa orgasmeku, begitu juga Bu Juliet, kemudian masih dalam keadaan berpagutan Bu Lia memujiku.
“Sayang, belum pernah Ibu merasakan orgasme sampai lima kali dalam satu ronde sebelumnya, tapi baru sekarang, kamu begitu hebat, kamu orang pertama bermain dengan Ibu selain dengan suamiku..” katanya sambil mengecup bibirku.“Bu, baru sekali ini aku bersetubuh Bu, Ibu yang mengambil keperjakaanku, rasanya enak sekali Bu.. Memek Ibu enak sekali sedotannya asyik,” balasku pada Bu Juliet.“Kemaluanmu enak sekali.. Sayang, dan rasanya manimu kental sekali Sayang, sampai sekarang rahim Ibu terasa hangat,” ujarnya.“Boleh tidak Sony ulangi lagi..?” pintaku menatap matanya.“Tentu saja boleh Sayang, tapi izinkan dulu Ibu istirahat sebentar yach..” katanya sambil memeluk tubuhku.
Aku hanya mengangguk kecil, dan dalam hitungan menit Bu Juliet sudah terlelap, sedangkan aku setelah mencabut batang kemaluanku kupandingi tubuh Bu Juliet dan aku berpikir dan seolah tak percaya aku telah bersetubuh dengan dosenku yang tadinya kuhormati. 2 jam sudah Bu Juliet terlelap dan ketika ia terbangun aku sedang asyik menjilati lubang senggamanya dan lubang anusnya. Jam waktu itu menunjukkan pukul 12:10 karena aku sempat melirik jam dinding.
“Oh Sayang, kamu lagi cari apaan Son..?” tanyanya sedikit bercanda.“Cari Biji kerang, Bu,” balasku lagi dalam canda.
Kemudian tanpa buang waktu kusuruh ia menungging, aku mau merasakan lubang anusnya. Lalu kuarahkan kemaluanku yang telah mengacung keras ke lubang pantatnya itu.
“Ahh, sayaangg jangan dii situu donng.. ” pintanya.“Blebb..” Belum habis ia bicara, kudorong pantatku dengan kuat.“Akhh.. Ehheekk.. ” jeritnya.“Buu, saya inngin rasakan lubang pantat Ibu..” pintaku sedikit memohon.“Pelan-pelan yach.. Sakit Sonn.. ” pintanya.
Aku mengocok lubang anusnya dengan penuh semangat, kupikir Bu Juliet tidak akan menikmatinya tetapi malahan ia malah cepat keluar dan bahkan lebih banyak dan lebih sering dari yang sebelumnya dan aku mengeluarkan spermaku di dalam anusnya hingga aku kecapaian dan tertidur dengan pulas, begitu pun dengan Bu Juliet.
Paginya kami mengulangi lagi hingga puas, pukul 11: 30 siang aku pulang karena ada kuliah nanti jam 02:00. Di kampus aku bertemu dengan Bu Juliet, ia hanya melirikku dan memberikan senyuman maut sekilas. Kulihat jalannya agak lain, agak sedikit terangkat, katanya masih sakit di bagian anusnya, habis memang aku memaksanya untuk bermain di situ dan ternyata lebih nikmat. Kata Bu Juliet aku yang pertama mencicipi lubang pantatnya dan menelan maninya.
*****
Sejak saat itu aku semakin sering bermain ke rumah Bu Juliet, yach untuk membantu Bu Juliet menyelesaikan pekerjaannya (hee.. Hee.. Hee..). Tentu asal Bu Juliet tidak menolak, begitupun aku selain nilai Kalkulusku A+ aku juga dikasih uang yang cukup banyak setiap bermain dengan Bu Juliet yang cantik. Bahkan ia berjanji mau menukar mobil tuaku dengan mobil Ferrari sport. Perlu pembaca ketahui kami tidak melakukan di kamar saja, tapi juga di bathtub, di ruang tengah, ruang tamu, garasi, di kolam renang (di saat malam), dan di dalam mobil bahkan kami juga pernah melakukannya di dalam kelas dan aula di saat mahasiswa telah bubar semua. Huh.. Memang dasar kalau udah jodoh siapapun nggak bakal bisa memisahkan.